Skip to main content

SPM Production 2024
Mahapatih Gajah Mada

Theatre Program

Dear Parents and Guests,

We are delighted to welcome you to this special evening of theatrical performance. Today, our talented students take the stage to bring to life the legendary story of Mahapatih Gajah Mada, a figure of immense historical significance and valor. This production represents the culmination of their hard work, dedication, and passion for the arts. We are proud to showcase their talents and celebrate the rich cultural heritage that this story embodies. Thank you for joining us and supporting our students as they embark on this incredible journey through time and history.

We hope you enjoy the show!

Trailers

*A huge thank you to Chloe Grade 8 for creating all of the SPM production trailers. 


Cast List

Primary

Gajah Mada Kecil

Abhimanyu Haryobagus Notario

Teman Gajah Mada Kecil 1

Theodore Benjamin Muara Silalahi

Teman Gajah Mada Kecil 2

Kenzie Nayottama

Teman Gajah Mada Kecil 3

Shalom Lamtiur Pandjaitan

Teman Gajah Mada Kecil 4

Kezia Elizabeth Kartiko

Teman Gajah Mada Kecil 5

Flaniya Keiko

Teman Gajah Mada Kecil 6

Kiandra Anaia Putri

Teman Gajah Mada Kecil 7

Ayden Anthony

Teman Gajah Mada Kecil 8

Ian Denzel Widjaja

Teman Gajah Mada Kecil 9

Muhammad Gibraltar Albaz Azzayd Prabowo

Petualang Cilik 1

Sevva Alyana Hanafy

Petualang Cilik 2

Adia Luzita Kurniawan

Petualang Cilik 3

Beatriz Helena Ellis

Junior & Senior High School

Mahapatih Gajahmada

Rafi Adlan Winarso

Tribuana Dewi

Diara Valencia Wantouw

Kanebo 1

Sean Dante Widjaja

Kanebo 2

Ridzky Bagus Ramadhana

Bobo 1

Ken Saka Arnialdi Karta A

Bobo 2

Joey Nathaniel Subowo

Bobo 3

Haven Wantouw

Ra Kembar

Samuel Edwardson M

Ra Kuti

Eldric Syahmaliq Ryundra

Kebo Wireng

Jeremy Timothy Gunawan

Kekasih Ra Kembar

Gabriela Laura Mary S

Raja Jayanegara

Khairan Ikhwan

Kepala Desa

Nicholas Raditya Damopolii

Istri Kepala Desa

Amanda Claire Dardo

Ibu Gajahmada

Retno Aninditha

Punggawa

Danish Mateo Putra Caka

Komandan Pasukan Bhayangkara

Al Ridho Armys

Pasukan Bhayangkara

Adam Rizki Benzema

Ariendra Maghael Setyaki

George Emmanuel Kartiko

Cayden Jericho Thompson

Josiah Christopher Kristianto

Retno Aninditha

Pasukan Rakuti

Rayyan Alfathi Winarso

Abul Wafa Albuzajani

Liam Arjuna Ryan

Oliver Ichigo Octorio

Muhammad Arief A

Kieran Dechen Handojo

Sean Haekel Cochrane

Raja Sumatra

Sean Haekel Cochrane

Rakyat

Samudra Benaya M

Nathan Ferren Halim

Zara Adira Mathea Caka

Marthalima Dewi Satriyo

Putri Kerajaan

Vanya Sheryl Katan

Vella Valencia

Miss Nutchariya C

Joey Leong Jie Yee

Amaira Maghia Setyaki

Aliya Laylaningrum Suganda

Prajurit Bali

Elizabeth Hanna Suryana

Ayana Amabella Y

Gabriela Jade Elizabeth

Freya Corelie Limanardja

Miranda Claire Dardo

Joanne Adeeva Falaba

Amanda Claire Dardo

Penari Ular

Catharina Nicholle P

Helena Elysia Krisdianto

Jemma Adeela Falaba

Kairra Adriana Kaparang

Kasih Na Pinaima P

Zara Adira Mathea Caka

Velicia Irawan

Abigail Janna Magalie S


The story of Mahapatih Gajah Mada: A Legend of Valor and Unity

Gajah Mada lahir pada tahun 1299 di wilayah dekat Sungai Brantas. Ketika tumbuh dewasa, Gajah Mada menjadi prajurit di Kerajaan Majapahit. Beliau diangkat sebagai bekel atau komandan pasukan elit Bhayangkara karena kecerdasan dan ketangkasan. Pada tahun 1319, Gajah Mada diangkat menjadi Patih setelah menyelamatkan Prabu Jayanegara. Patih Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapa dan cita-citanya dalam menyatukan Nusantara di bawah Majapahit.

Pada tahun 1334, Gajah Mada mengucapkan ikrar yang terkenal sebagai Sumpah Palapa yang berbunyi bahwa ia tidak akan bersenang-senang sebelum Nusantara dapat dipersatukan di bawah Kerajaan Majapahit. Upaya dalam mempersatukan Nusantara dilakukan dengan cara peperangan sebagai jalan akhir. Namun selain itu dilakukan dengan cara damai.

Angkatan laut Majapahit pada masa itu sangat besar dan kuat. Mula-mula mereka menaklukkan Kerajaan Pasai, kemudian Jambi dan Palembang. Gajah Mada kemudian memberikan perintah agar Armada Majapahit meneruskan perjalanan ke Semenanjung Melayu, Singapura, dan Kalimantan. Daerah-daerah seperti Langkasuka, Kelantan, Trenggano, Kedah, Selangor, dan Tumasik yang juga berhasil dikuasai. Dalam perjalanan ke Kalimantan, Armada Majapahit menundukkan Tanjungpura, Sambas, Banjarmasin, Pasir Kutai, dan Brunei.

Dalam waktu tujuh tahun seluruh Nusantara bagian barat telah berkibar di bawah panji Majapahit. Daerah yang ditaklukkan tersebut bahkan lebih luas dari target penaklukkan yang dicanangkan Gajah Mada dalam Sumpah Palapa.

In the year 1299, Gajah Mada was born in a region close to the Brantas River. Gajah Mada grew up and joined the Majapahit Kingdom as a soldier. Because of his brilliance and skill, he was named bekel, or commander, of the elite Bhayangkara warriors. Gajah Mada, who had saved Prabu Jayanegara, was made Patih in 1319. Patih Gajah Mada is well-known for his beliefs in unifying the archipelago under Majapahit and for his Palapa Oath.

Gajah Mada took an oath known as the Palapa Oath in 1334, promising not to enjoy himself until the archipelago was unified under the Majapahit Empire. War was ultimately used as a means of bringing the archipelago together. Other than that, though, it was a calm process.

At the time, the Majapahit navy was incredibly powerful and big. They took over the Kingdom of Pasai first, followed by Palembang and Jambi. After that, Gajah Mada ordered the Majapahit Fleet to press on into Kalimantan, Singapore, and the Malay Peninsula. Additionally, areas like Tumasik, Kelantan, Trenggano, Kedah, Selangor, and Langkasuka were well under control. The Majapahit Fleet subjugated Tanjungpura, Sambas, Banjarmasin, Pasir Kutai, and Brunei on its route to Kalimantan.

The whole western archipelago was conquered by the Majapahit Empire in less than seven years. Even more territory was taken than had been declared by Gajah Mada in the Palapa Oath.

BABAK 1

Bagian ini menceritakan sosok Gajah Mada kecil yang tinggal di suatu desa bernama Desa Mada. Gajah Mada kecil tumbuh dan berkembang seperti layaknya anak-anak seusianya. Ia bermain dan berlari bersama dengan teman-temannya, menikmati indahnya alam Nusantara. Gajah Mada kecil tumbuh menjadi sosok anak yang berkarisma, pandai, dan cerdik. Rasa cintanya terhadap desa dan teman-temannya ia tampakkan saat menghadapi gerombolan pengacau desa bernama Kanebo dan Bobo. Gerombolan ini dikenal kejam dan tak kenal ampun terhadap siapapun yang mereka temui.

Ketika gerombolan ini mendatangi Desa Mada, semua penduduk desa ketakutan, tetapi tidak dengan Gajah Mada. Dengan berani dan cerdik, Gajah Mada mampu mengelabui para gerombolan tersebut sehingga seluruh desa dapat terhindar dari kekejaman gerombolan Kanebo dan Bobo. Gajah Mada kecil terus tumbuh dan berkembang dan kelak ia menjadi orang penting di Kerajaan Majapahit.

ACT 1

Act 1 tells the story of young Gajah Mada who lived in a village called Mada Village. Young Gajah Mada grew up like the other children of his age. He ran and played with his friends, enjoying the beautiful nature of Nusantara. Young Gajah Mada grew into a charismatic, intelligent, and witty child. He showed his love for his village and friends when facing a gang of troublemakers led by Kanebo and Bobo. This gang was known to be ruthless and merciless to anyone they encountered.

When this gang came to Mada Village, all the villagers were terrified, but not Gajah Mada. With courage and his wit, Gajah Mada managed to outsmart the gang, protecting the entire village from the brutality of Kanebo and Bobo's gang. Young Gajah Mada continued to grow and develop, and as he grew older, eventually, he became an important figure in the Majapahit Kingdom.

ACT 1 - Song & Performance

  • Kindergarten : Bird Dance
  • Grade 1 & Grade 2 : Aku Indonesia Sing & Dance
  • Grade 5 Alap-Alap : Gara-Gara Kamu Sing & Dance
  • Aku Indonesia Singers : Jovine Malia Nauli Nainggolan
    • Maryam Inara Binti Muhammad Yussra
    • Adelia Zaidan
    • Ayesha Amanar Noor Zaide Prabowo
  • Gara-Gara Kamu Singers : Akasa Mada Marpaung
    • Davendra Tristan Lubis
    • Zoey Aviela Kadir
    • Joseph Alexander Go
    • Anastasia Winona Putriningtyas

BABAK 2

Para pejabat kerajaan berkumpul di istana Kerajaan Majapahit untuk menghadap Raja Jayanegara. Pada saat itu, Kerajaan Majapahit sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Ra Kuti, seorang pejabat pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit, berniat untuk menggulingkan Jayanegara dan merebut takhta. Hal tersebut didorong oleh ketidakpuasannya terhadap pemerintahan Jayanegara, yang dipandang oleh para pejabat sebagai sosok yang labil, mudah diperdaya, dan hanya putra dari seorang selir. Pemberontakan Ra Kuti dianggap berbahaya karena sempat berhasil menguasai istana sehingga Jayanegara harus mengungsi keluar dari istana demi keselamatannya.

Pemimpin pasukan terlatih Bhayangkara bernama Gajah Mada telah diamanatkan untuk mengamankan Raja Jayanegara sekaligus menumpas pemberontak Ra Kuti. Pemberontak Ra Kuti pun dapat dikalahkan. Beberapa waktu kemudian, Raja Jayanegara wafat dan kepemimpinannya dilanjutkan oleh saudari tirinya, Ratu Tribuana Tungga Dewi. Dibantu oleh Gajah Mada yang telah diangkatnya menjadi Mahapatih Kerajaan Majapahit, bukan hanya pemberontak kerajaan saja yang berhasil ditaklukkan, dengan sumpah Palapanya, Gajah Mada berhasil mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

ACT 2

The royal officials gathered at the palace of Majapahit Kingdom to meet King Jayanegara. At that time, the Majapahit Kingdom was not in a good state. Rebel forces led by Ra Kuti, an official from the early days of the Majapahit Kingdom, intended to overthrow King Jayanegara and seize his throne. This was driven by his dissatisfaction with King Jayanegara, who was viewed by the officials as an unstable, easily deceived person, and merely the son of a concubine. Ra Kuti's rebellion was considered dangerous as it finally succeeded in taking control of the Majapahit palace, forcing Jayanegara to flee for his safety.

Gajah Mada was the leader of the elite Bhayangkara troops. During that time, he was entrusted to secure King Jayanegara and defeat Ra Kuti's rebels. The rebellion was eventually quelled. Some time later, King Jayanegara passed away, and his leadership was succeeded by his half-sister, Queen Tribuana Tungga Dewi. Assisted by Gajah Mada, whom she later appointed as the Prime Minister (Mahapatih) of the Majapahit Kingdom, not only were the kingdom's rebels subdued, but with his Palapa Oath, Gajah Mada succeeded in uniting Nusantara under the reign of the Majapahit Kingdom.

ACT 2 - Song & Performance

  • Perang Pasukan Bayangkhara VS Pasukan Rakuti

    • Adam Rizki Benzema
    • Ariendra Maghael Setyaki
    • George Emmanuel Kartiko
    • Cayden Jericho Thompson
    • Josiah Christopher Kristianto
    • Retno Aninditha

    Verses

    • Rayyan Alfathi Winarso
    • Abul Wafa Albuzajani
    • Liam Arjuna Ryan
    • Oliver Ichigo Octorio
    • Muhammad Arief A
    • Kieran Dechen Handojo
    • Sean Ferren Halim
  • Tari Kecak

    • Elizabeth Hanna Suryana
    • Ayana Amabella Yanuarso
    • Gabriela Jade Elizabeth
    • Freya Corelie Limanardja
    • Miranda Claire Dardo
    • Joanne Adeeva Falaba
    • Amanda Claire Dardo
  • Tari Ular
    • Catharina Nicholle P
    • Helena Elysia Krisdianto
    • Jemma Adeela Falaba
    • Kairra Adriana Kaparang
    • Kasih Na Pinaima P
    • Zara Adira Mathea Caka
    • Velicia Irawan
    • Abigail Janna Magalie S
  • Grade 3 Bangau : Jangi Janger Dance
    • Grade 4 Rajawali : Tor-Tor Dance
      • Grade 5 Nuri : Palembang Dance
        • Grade 6 Garuda : Dayak Danc
          • Grade 3 Beo : Papua Dance
          • Jangi Janger Singer : Kemilau Aruna Sakti

          Proud Sponsors

          Pet Vet

          Pet Vet

          Daria Production

          Fox Motion Picture

          PT Asesorindo Adidatatama

          Samyang

          RS Medistra

          Kiny Cultura Indonesia

          MYCA Florist

          Trimegah Sekuritas Tbk

          Aryaduta Hotel Menteng

          Yamaha Musik Indonesia